MengenalStruktur Lapisan Bumi - Bumi merupakan salah satu planet dari tata surya yang berada dalam bagian dari galaksi Bima Sakti. Susunan Kimia Bumi merupakan planet ketiga dari susunan planet yang ada di tata surya ini Bumi memiliki lapisan struktur berlapis-lapis sampai kepada inti bumi (core). Dengan diameter bumi sebesar 7.926 mil.
Masukgelombang lawatan Yang belum pernah terjadi Roh Tuhan dicurahkan tanpa batas Rebut bangsa-bangsa Menangkan dunia Lawatan Tuhan sungguh luar biasa. Bridge. Inilah jaman berbeda Jaman anug'rah percepatan Jaman keajaiban Supranatural. Posted by Yohana Ekky's | Thursday, September 15, 2011 | | Labels: JKI Injil Kerajaan, Lagu Rohani.
Analisislahjenis majas yang digunakan dalam puisi di bawah ini! Ribuan tetesan air menyerbu bumi. Memaksa sang awan untuk menangis. Semantara butiran-butiran bening menari diatas tanah. Petir pun tak sungkan untuk mengapung. Bersamaan dengan angin yang berlari menerjang alam. Mungkin karena mereka bersahabat.
Struktur dalam bumi berlapis terdiri dari tiga lingkaran yang konsentris, yaitu kerak (crust), mantel (mantle) dan inti bumi (inner and outer core).Berdasarkan hasil penelitian, bumi memiliki jari-jari sepanjang 6.371 kilometer. Melansir Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, berikut lapisan bumi berurutan dari yang paling luar hingga paling dalam.
ReceivedJune 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012 IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 INTEPRETASI NILAI KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs 30) MENGGUNAKAN METODE SEISMIK MULTICHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVE (MASW) UNTUK MEMETAKAN DAERAH RAWAN GEMPA BUMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG Syamsurijal Rasimeng*1, Agung Laksono, Rustadi
1AdDg. Gelombang panas tengah melanda dua kutub bumi secara hampir bersamaan. Kejadian ini membuat temperatur kawasan Antarktika di belahan bumi selatan dan Arktik di utara masing-masing mencapai 47°C dan 30°C lebih tinggi dibandingkan keadaan normal. Fenomena ini amat ganjil. Apalagi, kawasan Antarktika tengah memasuki musim dingin yang gelap lantaran bumi memasuki fase equinox – ketika matahari berada di atas garis khatulistiwa. Kawasan Arktik pun baru beranjak sebentar dari musim dinginnya. Apakah kejadian di kedua kutub tersebut saling berhubungan? Kita belum tahu, kemungkinan besar kebetulan semata. Yang pasti, sistem cuaca di Antarktika dan Arktik berhubungan erat dengan kawasan terdekatnya, bahkan terkadang sampai daerah tropis. Lalu, apakah perubahan iklim menjadi biang keladinya? Bisa jadi. Meski masih terlalu dini untuk dipastikan, kita tahu bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan intensitas gelombang panas sampai ke kawasan kutub. Laju pemanasan di kawasan tersebut juga lebih cepat dibandingkan rata-rata global. Karena itu, mari kita uraikan apa saja penyebab anomali ekstrem di masing-masing kutub, serta bagaimana dampaknya pada kehidupan satwa di dalamnya seperti penguin ataupun beruang kutub. Pada waktu seperti ini, anak penguin Adélie sedang meninggalkan sarang untuk berburu di laut sendirian. Shutterstock Apa yang terjadi di Antarktika? Gelombang panas di Antarktika dipicu oleh aliran udara bertekanan tinggi dan bergerak lambat di belahan tenggara Australia. Aliran tersebut membawa begitu banyak udara hangat nan lembab ke dalam Antarktika. Hal ini ditambah lagi dengan adanya aliran udara bertekanan rendah dengan intensitas tinggi di sebelah timur kawasan tersebut. Aliran ini membuat pemanasan kian parah karena tebalnya tutupan awan di dataran es Antarktika sehingga panas terperangkap di permukaan. Awan badai baru-baru ini di Antarktika Timur. Barry Becker, Author provided Padahal, musim gugur masih tersisa di Antarktika. Artinya, temperatur di dalam kawasan tersebut saat ini semestinya tidak bisa melelehkan gletser ataupun tutupan es. Walau begitu, bukan berarti suhu setempat tidak bisa naik secara mendadak. Misalnya, kawasan Vostok yang berada di tengah-tengah dataran es mencatatkan temperatur tertinggi sebesar Angka tersebut 15°C lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya sekitar Stasiun penelitian cuaca Italia-Perancis, Concordia, yang berada di dataran tinggi Antarktika, juga tengah mengalami temperatur yang lebih tinggi 40°C dari kondisi rata-rata pada bulan Maret. Anomali suhu udara di Antartika pada ketinggian 2m di atas permukaan tanah, 18 Maret 2022. Di pesisir Antarktika, hujan juga turun. Padahal, kejadian tersebut bukanlah fenomena reguler di Kutub Selatan. Hujan ini utamanya disebabkan oleh aliran atmosferik yang sangat sempit dan membawa uap air dari lautan yang hangat. Aliran yang kerap ditemukan di tepian sistem udara bertekanan rendah ini dapat membawa begitu banyak air hingga radius yang sangat luas. Skala penyebarannya bisa mencapai sebesar benua. Meski jarang terjadi, aliran atmosferik ini – yang juga meluapkan salju lebat – dapat mempertebal lapisan es di Antarktika. Sayangnya, ketika temperatur permukaan Antarktika naik sedikit dari titik 0°C, aliran ini tidak akan menurunkan salju, melainkan air. Pada 14 Maret silam, stasiun penelitian Australian Casey Station mencatat temperatur maksimum sebesar -1,9°C. Temperatur terus menanjak hingga ke sebesar 5,6°C pada dua hari berikutnya. Ini adalah gelombang panas edisi kedua di Casey Station dalam dua tahun terakhir. Pada Februari 2020, Casey mencatat temperatur 9,2°C, diikuti oleh level tertinggi yang mengagetkan, sebesar 18,3°C di Semenanjung Antarktika. Read more Anatomy of a heatwave how Antarctica recorded a day last month Bagaimana dampaknya pada kehidupan di Antarktika? Penguin Adelie, pengnghuni kawasan pesisir Antarktika baru saja menyelesaikan siklus perkembangbiakannya. Untungnya, anak-anak penguin jenis ini sudah turun ke laut untuk mulai berburu makanan sendiri, sehingga mereka tak terimbas gelombang panas. Hujan mungkin bakal berdampak pada kehidupan tanaman setempat, seperti lumut. Pasalnya, lumut Kutub Selatan ini tengah berada dalam fase pengeringan untuk persiapan musim dingin. Kami juga belum mengetahui apakah dampak ini cukup merusak lumut, setidaknya sampai kami mengunjunginya pada musim panas tahun ini. Salju di hamparan lumut di luar stasiun penelitian Casey, 21 Maret 2022. Chris Gallagher Bagaimana dengan Arktik? Kawasan Arktik juga mengalami pola cuaca serupa. Aliran udara bertekanan rendah dengan intensitas tinggi terbentuk di sebelah utara kawasan pesisir timur Amerika Serikat AS. Aliran atmosferik juga terbentuk dan bersinggungan dengan aliran udara bertekanan tinggi yang ada di dekatnya. Fenomena di atas menjadi saluran sempit udara hangat yang mengalir menuju kawasan Arktik. Kawasan Svalbald di sebelah utara Norwegia, mencatat rekor suhu tertinggi sebesar 3,9°C. Peneliti AS menyebut aliran udara bertekanan rendah sebagai bom siklon. Pasalnya, aliran ini sangat cepat membentuk ledakan-ledakan badai, hingga akhirnya disebut sebagai “bombogenesis”. Anomali suhu udara Arktik pada 2 meter di atas permukaan tanah pada 17 Maret 2022. Kondisi es laut lapisan es yang menutupi laut pada musim dingin tahun ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sementara di darat, intensitas hujan tahun ini di seluruh kawasan Greenland sudah memecahkan rekor. Jika kondisi hangat menyebabkan es laut meleleh lebih dini, maka dampak buruknya bisa berimbas ke hewan setempat. Misalnya, bagi beruang kutub, es laut adalah lokasi yang penting untuk berburu anjing laut ataupun melakukan perjalanan jarak jauh. Lapisan es Kutub Utara yang meleleh lebih dini berdampak serius bagi beruang kutub. Shutterstock Jangan lupa bahwa kawasan Arktik juga dihuni manusia, termasuk masyarakat asli setempat. Kehilangan es laut akan mengganggu kegiatan perburuan maupun aktivitas tradisional mereka. Bom siklon juga menyebabkan cuaca lebih ganas di belahan bumi utara yang lebih banyak dihuni mahluk hidup. Misalnya, di sebelah utara Norwegia, bunga-bunga bersemi tiga pekan lebih awal karena anomali cuaca menghangatkan temperatur setempat. Pertanda untuk masa depan Pemodelan menunjukkan, dalam skala luas, fenomena cuaca dan iklim akan menjadi lebih bervariasi. Artinya, gelombang panas ini bisa jadi salah satu tanda yang bisa terjadi lagi di masa depan akibat perubahan iklim. Kawasan Arktik mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan belahan dunia lainnya. Pasalnya, es laut yang mencair menimbulkan lautan yang lebih luas di sekitarnya. Lalu, lantaran warnanya yang lebih gelap, lautan menyerap lebih banyak panas ketimbang memantulkannya. Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim IPCC menaksir es laut Arktik terus meleleh. Bahkan, kawasan ini bisa mengalami kondisi musim panas bebas es laut pada dekade 2050-an. Masa depan Antarktika pun nyaris seperti pinang dibelah dua. IPCC melaporkan pemanasan global sekitar 2 - 3°C pada abad ini akan menghilangkan mayoritas tutupan es di Antarktika Barat. Upaya penurunan emisi global ke titik nol yang dilakukan dengan cepat mudah-mudahan akan membantu kita lolos dari dampak terburuk perubahan iklim.
Shutterstock Atmosfir paling atas matahari, yang dikenal sebagai Corona, menghasilkan semburan partikel bermuatan yang membentuk angin matahari. - Angin matahari adalah aliran partikel bermuatan yang dilepaskan dari Matahari. Magnetosfer, gelembung yang diciptakan oleh medan magnet Bumi, melindungi Bumi dari radiasi matahari dan partikel kosmis serta erosi atmosfer oleh angin matahari. Energi dari angin matahari yang berinteraksi dengan 'gelembung' magnetosfer di sekitar Bumi menciptakan gelombang energi yang tampak berhenti. Temuan baru oleh ilmuwan Imperial College London yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications pada 6 Oktober 2021 yang berjudul Magnetopause ripples going against the flow form azimuthally stationary surface waves, telah meningkatkan pemahaman kita tentang kondisi di sekitar Bumi yang berkontribusi pada 'cuaca luar angkasa', yang dapat memengaruhi teknologi kita dari satelit komunikasi di orbit hingga saluran listrik di darat. Ketika angin matahari mengenai magnetosfer, gelombang energi ditransfer di sepanjang batas antara keduanya. Para ilmuwan mengira gelombang harusnya beriak ke arah angin matahari, tetapi menurut hasil studi baru tersebut, mengungkapkan beberapa gelombang melakukan hal yang sebaliknya. Sebelumnya, peneliti utama Dr. Martin Archer, dari Departemen Fisika di Imperial, dan rekan-rekannya menetapkan batas magnetosfer bergetar seperti drum. Ketika pulsa seperti stik drum dari angin matahari menghantam bagian paling depan gelembung magnetosfer kita, gelombang berlomba menuju kutub magnet Bumi dan dipantulkan kembali. Baca Juga Ketika Matahari 'Bersin', Maka Satu Kota di Bumi pun Akan Lumpuh Imperial College London Ilustrasi batas gelembung magnet Bumi biru membentuk gelombang yang tampaknya berdiri di sebagian besar bagian depannya. Untuk penelitian ini, para ilmuwan menggunakan kombinasi model dan pengamatan dari satelit Time History of Events and Macroscale Interactions while Substorms THEMIS NASA. Dengan menggunakan model, mereka dapat mengilustrasikan bagaimana energi angin yang datang dari Matahari dan gelombang yang melawannya dapat saling meniadakan, menciptakan 'gelombang berdiri' yang melibatkan banyak energi tetapi tampaknya tidak menuju ke mana-mana. Ini menciptakan gelombang berdiri dengan banyak energi. Para ilmuwan menemukan bahwa ketika pulsa angin matahari menghantam magnetosfer, gelombang yang terbentuk tidak hanya berpacu bolak-balik di sepanjang garis medan Bumi, tetapi juga bergerak melawan angin matahari. Dilansir dari Tech Explorist, penulis utama Dr. Martin Archer dari Departemen Fisika di Imperial, mengatakan, “Ini mirip dengan apa yang terjadi jika Anda mencoba menaiki eskalator ke bawah. Ini akan terlihat seperti Anda tidak bergerak sama sekali, meskipun Anda berusaha keras.” Ia pun menambahkan dalam penjelasannya, “Gelombang berdiri ini dapat bertahan lebih lama daripada yang bergerak dengan angin matahari. Itu berarti mereka ada lebih lama untuk mempercepat partikel di ruang dekat Bumi, yang mengarah ke dampak potensial di daerah seperti sabuk radiasi Bumi, aurora, atau ionosfer. Para ilmuwan juga mendengarkan suara gelombang yang melintasi batas magnetosfer. Mereka menerjemahkan sinyal elektromagnetik dari satelit THEMIS ke dalam audio. Baca Juga Foto Terbaru dari Antariksa Tunjukkan Dua Fenomena Menakjubkan di Atmosfer Bumi PROMOTED CONTENT Video Pilihan Source Penulis 1 Editor Warsono
gelombang lawatan menyerbu bumi